Gembel Terdidik

Makalah Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah

PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
Oleh :

    Miftahul Rizky   

BAB I
PENDAHULUAN


    Dalam lingkungan pendidikan, kepala sekolah memiliki peran penting untuk mengambil suatu keputusan. Berbagai masalah dalam lingkungan sekolah merupakan tanggung jawab dari tugas seorang kepala sekolah, oleh sebab itu seorang kepala sekolah sangat dituntut profesionalisme nya dalam memimpin sekolah.

    Saat ini, banyak sekali kita mendengar bermacam-macam masalah dalam pendidikan, baik itu masalah keuangan sekolah yang minim, sarana prasana yang kurang memadai, kinerja staff yang kurang maksimal, kurang profesionalnya guru dalam mengajar, manajemen kelas yang berantakan, lemahnya pemanfaatan teknologi, dll.

    Di Indonesia hal-hal yang sudah disebutkan diatas merupakan suatu masalah pendidikan yang tidak pernah terselesaikan hingga saat ini. bahkan yang sangat memprihatinkan semakin banyak masalah lain yang timbul tanpa masalah yang telah dahulu terselesaikan.

    Dan menurut penulis, masalah-masalah dalam pendidikan itu dapat diminimalisir jika kepala sekolah mampu memimpin secara profesional.

BAB II
KAJIAN TEORI


1)    Profesionalisme
    Pengertian profesionalisme menurut Kusnandar, ia mengemukakan bahwa “Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian sesseorang”.

2)    Kepemimpinan

    Sedangkan pengertian kepemimpinan menurut James M. Black pada Manajemem: a Guide to Executive Command mengemukakan “Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

    Para ahli berbeda-beda pendapat dalam mendefiniskan arti kepemimpinan, namun semua batasan itu sendiri mempunyai persamaan, yaitu “pengaruh”, “mempengaruhi”, atau “mendorong”. Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sukarela dalam mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Begitu juga kepala sekolah yang profesional ialah kepala sekolah yang mampu mempengaruhi orang yang dipimpinnya agar dapat mencapai tujuan kegiatan pendidikan. 

3)    Kepala Sekolah   
    Kemudian pengertian kepala sekolah menurut Wahjosumidjo, mengartikan bahwa: “Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

    Dari ketiga pengertian diatas, maka dapat disimpulkan profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kriteria Kepala Sekolah
   
    Dalam satuan pendidikan kepala sekolah menduduki dua jabatan penting untuk bisa menjamin kelangsungan proses pendidikan sebagaimana yang telah digariskan dalam perundang-undangan. Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan disekolah secara keseluruhan. Kedua, kepala sekolah adalah pimpinan formal pendidikan disekolahnya. 
   
    A.A. Ketut Jelantik, M.Pd. dalam buku nya yang berjudul Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional  menjelaskan bahwa secara umum mereka yang dinilai layak untuk menjadi seorang kepala sekolah ialah memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1)    Sehat Jasmani dan Rohani
2)    Berpegang pada tujuan yang ingin dicapai
3)    Bersemangat
4)    Cakap dalam memberikan bimbingan
5)    Cepat dan bijaksana dalam mengambil keputusan
6)    Jujur
7)    Cerdas
8)    Cakap dalam hal mengajar, menaruh kepercayaan yang baik dan berusaha untuk mencapainya.

    Namun menurut Peraturan Mentri Pendidikan No.13 Tahun 2007 menyebutkan, seorang kepala sekolah harus memiliki 5 standar kompetensi, yakni kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi pembelajaran dan kompetensi sosial.

B.    Model-Model Kepemimpinan
   
    Penulis mengutip beberapa model kepemimpinan yang menarik sekali untuk dibahas, seperti dalam buku Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi Ilustrasi Dibidang Pendidikan yang ditulis oleh Dr. Sri Rahmi menjelaskan beberapa model kepemimpinan sebagai berikut :

1)    Model Kepemimpinan Ohio
    Dalam salah satu riset yang dilakukan Universitas Ohio melahirkan suatu teori dua faktor tentang gaya kepemimpinan yaitu struktur inisiasi dan struktur konsiderasi.

    Struktur konsiderasi ialah pemimpin mampu menyediakan waktu untuk menyimak (keluh kesah, ungkapan perasaan tentang berbagai aspek keorganisasian) anggota kelompok, pemimpin mau mengadakan perubahan, dan pemimpin bersikap bersahabat dan dapat didekati (kooperatif).
   
    Sedangkan struktur inisiasi ialah mengacu pada perilaku pemimpin dalam menggambarkan hubungan antara dirinya dengan dengan anggota kelompok kerja, struktur ini lebih menekankan pada peran pemimpin dalam mengorganisir masing-masing anggota organisasi serta upaya pemimpin untuk menyelenggarakan program-program yang telah direncankan.

2)    Model Kepemimpinan Kharimastik
    Kepemimpinan kharismatik ialah kepemimpinan yang teridiri dari anatomi “keterpesonaan” yang mendalam terhadap sosok pemimpin, sehingga ia akan bergumul dengan faktasitas irasional dengan ketertakjuban yang tinggi terhadapnya.

    Pempimpin kharimastik pada dasarnya merupakan komunikator yang sangat terampil, individu yang fasih dalam berbicara, tapi juga mampu berkomunikasi dengan pengikut, dan memiliki tingkat emosional yang mendalam. Ia juga mampu mengartikulasi visi menarik atau menawan, dan mampu membangkitkan emosi yang kuat pada diri pengikut.

    Kepemimpinan kharismatik merupakan kepemimpinan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain. Mereka memiliki kepercayaan pada dirinya yang sangat tinggi dan para pengikutnya pun mempercayainya dengan penuh kesungguhan, sehingga dia sering dipuja dan dipuji bahkan sampai dikultuskan. Selain itu pengikutnya juga merasa bahwa keyakinan pemimpin tersebut adalah benar, mereka menerima pemimpin tanpa menanyakan lagi, mereka tunduk pada pemimpin dengan rasa senang hati, mereka merasa sayang terhadap pemimpin, mereka terlibat secara emosional dalam misi kelompok atau organisasi, mereka percaya bahwa mereka dapat memberi kontribusi terhadap keberhasilan misi, dan mereka mempunyai tujuan-tujuan kinerja yang tinggi.

3)    Model Kepemimpinan Kultural
    Kepemimpinan ini merupakan sebuah model kepemimpinan yang mencoba untuk membandingkan perubahan budaya dan kepemimpinan yang mempertahankan budaya.

    Kondisi dan kemampuan kepemimpinan tersebut menciptakan sebuah kesan mengenai kompetensi, mengartikulasikan ideologi, mengkomunikasikan pendirian yang kuat dan harapan-harapan yang tinggi serta kepercayaan terhadap pengikutnya, bertindak sebagai model peran dan selain itu memotivasi komitmen pengikutnya terhadap sasaran-sasaran dan strategi organisasi.

4)    Model Kepemimpinan Managerial Grid
    Kepemimpinan ini disampaikan oleh Blake dan Mouton, mereka memperkenalkan model kepemimpinan yang ditinjau dari perhatiannya terhadap produksi atau tugas dan perhatian pada orang lain (bawahan).

    Perhatian pada produksi (tugas) adalah sikap pemimpin yang menekankan mutu keputusan, prosedur, mutu pelayanan staf, efisensi kerja, dan jumlah pengeluaran. Sedangkan perhatian kepada orang lain adalah sikap pemimpin yang memperhatikan bawahan dalam rangka pencapaian tujuan,

5)    Kempemimpinan Partisipatif
    Pada kepemimpinan ini, pemimpin memiliki gaya yang lebih menekankan pada kerja kelompok sampai ditingkat bawah untuk mendapatkan performa yang sangat tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemimpin biasanya menunjukkan keterbukaan dan memberikan kepercayaan yang tinggi pada bawahan. Sehingga dalam proses pengambilan keputusan dan penentuan target pemimpin selalu melibatkan bawahan.

Kepemipinan partisipatif ini memiliki 3 varian yang yang terkait, yaitu :
  1. Konsultasi : yaitu pemimpin menanyakan opini dan gagasan bawahan, kemudian pemimpin mengambil keputusan.
  2. Keputusan Bersama : yaitu pimpinan bersama-sama para bawahan mengambil sebuah keputusan dan keputusan tersebut menjadi keputusan final, dan
  3. Pendelegasian : dimana seorang pemimpin memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada individu atau kelompok untuk mengambil sebuah keputusan.

6)    Kepemimpinan Transformasional
    Kata transformasional memiliki arti sebagai “perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan lain sebagainnya)”. Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan dimana pemimpin dan para bawahannya berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi.

    Artinya, ia mencoba untuk membangun kesadaran para bawahannya dengan menyerukan cita-cita yang besar dan moralitas yang tinggi seperti kejayaan, kebersamaan dan kemanusiaan. Pengikutnya akan termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik untuk mencapai sasaran organisasi. Oleh sebab itu, seorang pemimpin bisa dikatakan sebagai pemimpin transformasional dengan memenuhi standaritas dari tingkat kepercayaan, kepatuhan, kekaguman, kesetiaan, dan rasa hormat para pengikut pemimpin tersebut.

C.    Peran Kepala Sekolah Yang Profesional

    Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pememliharaan sarana dan prasarana”. 

    Dalam perspektif kebijakan Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2006) , terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu sebagai:
1)    Educator (Pendidik);
2)    Manajer;
3)    Administrator;
4)    Supervisor (Penyelia);
5)    Leader (Pemimpin);
6)    Pencipta Iklim Kerja;
7)    Wirausahawan.

    Berbeda dengan Wholstetter dan Mohrman, mereka mengemukakan bahwa kepala sekolah memiliki peran baru dalam era MBS (manajemen berbasis sekolah), yaitu sebagai designer, motivator, dan liaison.
  • Designer : ialah kepala sekolah memiliki tugas sebagai perancang pendidikan agar sekolah yang dipimpin nya semakin lebih berkualitas dan bermutu sesuai visi & misi sekolah yang diharapkan.
  • Motivator : ialah kepala sekolah harus mampu mendorong serta memberikan rangsangan kepada pendidik ataupun peserta didik untuk mampu melakukan dan menyeleasikan tugas tertentu.
  • Liaison : ialah kepala sekolah dituntut untuk mampu menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dari luar maupun dari dalam sekolah.
    Tidak jauh berbeda dengan peran ahli diatas, menurut Wahjosumidjo  Kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham tugasnya sebagai pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua seyogyanya kepala sekolah memahami dan mengatahui perannya. Adapun peran-peran kepala sekolah yang menjalankan peranannya sebagai manajer sebagai berikut :
a)    Peranan Hubungan Antar Perseorangan
  1. Figurehead : figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala sekolah sebagai lambang sekolah.
  2. Kepemimpinan (Leadership) : Kepala sekolah adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan.
  3. Penghubung (liasion) : Kepala sekolah menjadi penghubung antara kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staf dan siswa.
b)    Peranan Informasional
  1. Sebagai monitor : Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap sekolah.
  2. Sebagai disseminator : Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan memabagi-bagi informasi kepada para guru, staf, dan orang tua murid.
  3. Spokesman : Kepala sekolah menyabarkan informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.
c)    Sebagai Pengambil Keputusan.
  1. Enterpreneur : Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.
  2. Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance handler) : Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
  3. Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocater) : Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan dibagikan.
  4. A negotiator roles : Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi kebutuhan sekolah.
    Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah Profesional Sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap akuntabilitas sekolah, maka meningkat pula tuntutan terhadap kinerja kepala sekolah. Kepala Sekolah diharapkan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai manajer dan leader. Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah kepala sekolah memiliki tanggung jawab sepenuhnya untuk mengembangkan seluruh sumber daya sekolah. Efektivitas kepemimpinan kepala sekolah tergantung kepada kemampuan bekerjasama dengan seluruh warga sekolah, serta kemampuannya mengendalikan pengelolaan sekolah untuk menciptakan proses belajar mengajar.

D.    Ciri-Ciri Kepala Sekolah Yang Profesional
    Untung Sutikno dalam tulisan nya di kompasiana, seorang kepala sekolah dapat disebut profesional apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut  :
1)    Memiliki kejujuran dan integritas pribadi;
2)    Mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk bekerja di bidangnya;
3)    Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat dikategorikan ahli pada suatu bidang;
4)    Berusaha mencapai tujuan dengan target-target yang ditetapkan secara rasional;
5)    Memilikistandar yang tinggi dalam bekerja;
6)    Memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan dengan standar kualitas yang tinggi;
7)    Mencintai dan memiliki sikap positif terhadap profesinya yang antara lain tercermin dalam perilaku profesionalnya dan respons orang-orang yang berkaitan dengan profesi/pekerjaannya;
8)    Memiliki pandangan jauh ke depan (visionary);
9)    Menjadi agen perubahan;
10)    Memiliki kode etik, dan
11)    Memiliki lembaga profesi.

BAB IV
KESIMPULAN


    Profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

    Kepala sekolah sendiri harus memiliki 5 starndar kompetensi, yakni ;
1)    kompetensi kepribadian,
2)    kompetensi manajerial,
3)    kompetensi kewirausahaan,
4)    kompetensi supervisi pembelajaran,dan
5)    kompetensi sosial.
   
    Selain itu, kepala sekolah juga harus sadar betul akan peran serta tangungg jawab yang dimiliki, Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pememliharaan sarana dan prasarana”.
   
    Maka penting nya model kepemimpinan yang diteladani kepala sekolah juga menjadi suatu daya tarik tersendiri, oleh sebab itu kepala sekolah harus mampu meng-implementasikan model kepemimpinan yang mampu mencapai perubahan sesuai era pendidikan saat ini (transformasional). Kerena kepemimpinan ini seperti contohnya metamorfosis kupu-kupu, yang dari ulat menjadi kepompong lalu berubah menjadi kupu-kupu. Hidup nya ulat hanya bisa merusak tanaman, gerak nya pun terbatas pada selembar daun, namun setelah berubah menjadi kupu-kupu dapat memberikan manfaat kepada tanaman dan gerak nya pun tidak memiliki batas hingga mampu terbang keseluruh penjuru.

DAFTAR PUSTAKA
  • Anwar, S. (2015)  Management Of  Student Development. Yayasan Indragiri. Riau.
  • Depdiknas Tahun 2006. Buku Management Of  Student Development. Yayasan Indragiri. Riau.
  • Jelantik, Ketut. A.A. (2015) Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional. Deepublish : Yogyakarta.
  • Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan No.13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
  • Nurkolis. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah. Grasindo. Jakarta.
  • Rahmi, S. (2014). Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Ilustrasi Dibidang Pendidikan. Mitra Wacana Media. Jakarta.
  • Sutikno Untung. Kompasiana, Menjadi kepala sekolah yang berkarakter dan Profesional. http://www.kompasiana.com/untungsutikno/menjadi-kepala-sekolah-berkarakter-dan-profesional_552fade56ea834dd168b45af . Diaskes 21 april 2016.
  • Tentang PENDIDIKAN. Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/18/profesionalisme-kepemimpinan-kepala-sekolah/. diaskes 19 April 2016.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Gembel Terdidik